Warga Bosnia mengenang 25 tahun trafedi pembantaian 8.000 orang dewasa dan anak-anak muslin di Srebrenica, Bosnia, pada Sabtu 11 Juli 2020. Genosida yang terjadi setelah Perang Dunia II itu sampai sekarang tidak ada yang bertanggung jawab.
Tragedi muslim di Srebrenica dan pembataian massal terjadi pada 11 Juli 1995. Tapi faktanya tergolong sebagai peristiwa berdarah dari 1992-1995 dalam perang Bosnia. Hal ini terjadi setelah Yugoslavia terpecah belah.
Selama Juli 1995 telah tewas 8.000 orang muslim Bosnia dari kota Srebenica. Pembantaian dilakukan oleh Tentara Militer Serbia. Semua mayat terkubur pada kuburan massal lalu diratakan tanahnya demi menyembunyikan kejahatannya.
Awal Mula Terjadinya Tragedi Muslim di Srebrenica
Terpecahnya Yugoslavia menyebabkan konflik berdarah terjadi di Bosnia dari 1992-1995. Republik Federal Sosialis Yugoslavia telah didirikan sejak 1943. Pada Perang Dunia II menjadi federasi dengan enam anggota berbeda. Sebelum tragedi muslim di Srebrenica, anggota Yugoslavia yakni Slovenia, Bosnia dan Herzegovina, Kroasia, Serbia, Makedonia hingga Montenegro. Pimpinan Yugoslavia saat itu yakni Marsekal Josip Broz Tito.
Setelah Perang Dunia II, umat Katolik, Muslim sampai Ortodoks selanjutnya mampu berdampingan. Tapi setelah Tito meninggal pada 1980, muncul nasionalis yang berlandaskan etnis. Bahkan meningkat sampai tahun 1991 terpecah belah. Perpecahan ini memburuk karena dikaitkan garis etnis. Kemudian Slovenia dan Kroasia memilih deklarasi kemerdekaannya pada bulan Juni 1991. Hal ini ternyata bukan kabar baik karena menjadi salah satu penyebab peperangan.
Selain itu waktu Serbia Raya Bangkit, referendum kemerdekaan Bosnia dan Herzegovina meningkat. Hal ini berlangsung pada bulan Februari 1992. Dari referendum uang dilakukan membuat negara tersebut memutuskan merdeka. Tapi menjadi penyebab tragedi muslim di Srebrenica karena rakyat memilih 99,7% masyarakat memilih merdeka. Sayangnya pada pimpinan Serbia Bosnia tidak senang. Bahkan melakukan boikot terhadap referendum yang telah dilakukan.
Penyerbuan Serbia ke Bosnia Herzegovina Menjadi Awal Kekejian Serbia
Masalah tragedi muslim di Srebrenica terjadi karena setelah referendum, Serbia berusaha merebut kota Sarajevo. Dampaknya buruk karena menjadi awal mula berdarah 4 tahun. Serangan ini dipimpin oleh Jenderal Ratko Mladic. Pengertiannya yakni dilakukan dengan cara menembaki warga sipil sebagai targetnya. Selain itu lembaga utama lalu diserang sampai banyak muslim terbunuh. Bahkan sering melukai banyak golongan dan menjadi teror terbesar.
Kengerian juga menyerang cagar budaya hingga bangunan keagamaan sekitar. Begitu juga dengan tempat tinggal yang diserang secara brutal. Pengepungan dilakukan sehingga membuat 11.000 warga sipil tewas. Hal ini lebih buruk karena 1.600 di antaranya yakni anak-anak dan balita. Sebenarnya warga sipil Sarajevo merupakan sasaran penembakan paling mudah. Apalagi dilakukan setiap hati dan menggunakan serangan penembak jitu.
Karena tragedi muslim di Srebrenica, menyebabkan Bosnia dan Herzegovina terputus dari dunia luar. Lalu pada Januari-Maret 1993, Bosnia-Serbia juga menyerang Cerska. Karena inilah penduduk muslim kabur menuju Area Aman. Area berdiri karena perintah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Zepa dan Srebenica. Tentu mulai muncul harapan supaya warga sipil bisa terselamatkan. Tapi kemudian pasukan Serbia-Bosnia juga mencoba menyerang dan merebutnya.
Serbuan yang dilakukan membuat 7.000 lebih tahanan muslim Bosnia berhasil ditangkap. Selanjutnya pada 13-15 Juli 1995 di eksekusi mati oleh Bosnia-Serbia. Bahkan setelah peperangan, kemungkinan ada hingga 40.000 warga menghilang. Selain itu teridentifikasi sampai 3.000 kuburan korban genosida. Pada Agustus-November 1995, Serbia-Bosnia mencoba menyembunyikan kejahatannya. Walau banyak ditemukan, diperkirakan banyak lagi kuburan tersembunyi.
Tragedi Srebrenica Tergolong Kejahatan Perang Beserta Genosida Besar
Besarnya tragedi muslim di Srebrenica membuat keluarga yang ditinggalkan merasakan kesedihan besar. Sampai sekarang mayat setiap korbannya harus diidentifikasikan lanjut. Apalagi harus memanfaatkan kompleksnya teknik DNA. Sementara itu jika melihat dari Pengadilan Kriminal Internasional, tragedi ini termasuk sebagai kejahatan massal. Terlebih ditambah juga dengan pengusiran warna massal. Selain itu pembunuhan besar-besaran ini kategorinya genosida.
Dalam pengadilan, telah disebutkan tentang tanggung jawab kejadian tersebut. Penanggung jawab terbesar yakni semua perwira senior yang ada dalam pimpinan militer Serbia-Bosnia. PBB juga bersedih karena gagal melindungi warga sipil. Pada tragedi muslim di Srebrenica, baik orang dewasa, lansia atau anak-anak ikut dibunuh. Walaupun membangun Area Aman pada 1993 tidak bekerja dengan baik. Buktinya masih terserang dan kemudian dihancurkan Serbia.
Disebabkan kesalahan penilaian sampai identifikasi pengenalan lingkup kejahatan, menyebabkan kegagalan PBB. Keselamatan rakyat Srebrenica tidak bisa terjaga. Hal ini juga sesuai dengan laporan Sekjen PBB, Kofi Annan pada 1999. Sebenarnya kalau secara hukum, Serbia tidak punya andil pada kejadian atau tragedi tersebut. Meski begitu di 2010, Majelis Nasional Serbia memberikan resolusi. Isinya soal permintaan maaf atas terjadinya pembantaian warga.
Walaupun telah meminta permintaan maaf, tapi tidak menyebutkannya sebagai genosida. Bahkan menolak sehingga sering terdapat keributan karenanya. Sementara itu pada 2017, Mladic dihukum karena kejahatannya. Pimpinan perang sebagai tokoh genosida ini bersembunyi dari 1995-2011. Tapi tertangkap di Serbia Utara dan selanjutnya dihukum. Karenanya hingga sekarang tragedi muslim di Srebrenica dikenal sebagai sejarah kelam.