Gejala penyakit disfagia penting untuk diketahui karena itu adalah kondisi yang mengancam nyawa. Di sini disfagia adalah kondisi di mana mulut tidak bisa mengunyah dengan baik dan benar.
Ibaratnya adalah tidak mampunya untuk mengunyah sehingga jika terus dibiarkan akan menimbulkan banyak masalah. Khusus bagi Anda yang memiliki anak penting untuk mengenal gejalanya.
Jelas harapannya agar jika terjadi masalah tersebut bisa langsung ditangani, dan juga melihat sekilas apa jenis disfagia yang dialami agar penanganan terbaik bisa segera dilakukan baik medis maupun terapi.
Mengenal Inilah Sekilas Mengenai Disfagia
Sekilas mengenai disfagia adalah suatu penyakit yang membuat pengidapnya mengalami kesulitan dalam memasukkan makanan ke dalam pencernaan (menelan). Kondisi ini biasanya ditandai dengan mengunyah terlalu lama.
Butuh usaha ekstra hanya untuk sekedar menelan makanan ke dalam, perasaan menyakitkan juga akan timbul jika dipaksa untuk menelan. Itu bisa menjadi gejala penyakit disfagia yang valid pada anak-anak.
Kebanyakan kasus juga anak akan menjadi tidak suka makan padahal sebelumnya suka, nafsu makan turun dan kerap kali tidak mau makan. Sehingga tubuh yang harusnya menerima nutrisi tidak menerima.
Ini akan menimbulkan banyak masalah karena tubuh harusnya mendapatkan nutrisi, tapi tidak ada nutrisi. Kondisi berkepanjangan tentu tidak baik, dan sudah seharusnya penanganan terbaik dilakukan.
Ketahui Beberapa Gejala Penyakit Disfagia
Dalam keadaan normal, seseorang tentu tidak akan kerap mengalami gejala ini. Sebaliknya, jika Anda sedang mengalami penyakit disfagia, tentu akan ada gejala-gejala yang muncul sebagai berikut.
- Sulit menelan makanan dan juga minuman sehari-hari
- Nyeri sekali saat berusaha menelan
- Makanan terasa menyangkut pada tenggorokan atau dada
- Tersedak ketika berusaha makan dan minum
- Mengeluarkan air liur terus menerus
- Makanan yang sudah dipaksa ditelan secara otomatis akan dikeluarkan
- Asam lambung yang naik sampai ke atas
- Sakit nyeri ulu hati yang berkepanjangan
- Suara menjadi serak
- Sulit bernafas pada saat makan
- Air liur keluar terus menerus
- Berat badan yang tidak bertambah bahkan cenderung turun
Jika terus alami gejala penyakit disfagia tersebut, coba untuk segera lakukan penanganan lebih lanjut. Sebab, kondisi tersebut sangat berbahaya dan mengancam nyawa, meski diawal memang tidak kentara.
Pemeriksaan Sesuai Prosedur
Ketika ada indikasi kemungkinan untuk mengalami disfasia, ada baiknya untuk segera memeriksakan diri ke dokter. Tentunya agar diagnosis dilakukan secara menyeluruh untuk mengetahui apa yang terjadi.
Ada beberapa prosedur diagnosis yang akan dilakukan oleh dokter, tentunya mulai dari bagaimana bentuk anatomi, dan lain-lain. Untuk lebih jelasnya ini beberapa metode diagnosis yang akan dilakukan.
-
Xray
Xray untuk melihat bagaimana anatomi pada kerongkongan, tujuan dilakukan xray adalah melihat perubahan pada bentuk kerongkongan Anda
-
Dynamic swallowing study
ini merupakan pengamatan yang dilakukan untuk mengetahui baik dan tidaknya koordinasi pada mulut serta tenggorokan, pengamatan dilakukan khususnya saat sedang makan
-
Endoskopi
Endoskopi untuk memeriksa lebih jauh kondisi kerongkongan, biasa dilakukan dengan teknik khusus
-
Manometry
Ada juga manometry untuk memastikan gejala penyakit disfagia tersebut, manometry adalah tes otot pada kerongkongan apakah akan berfungsi normal atau tidak
-
CT scan
CT scan untuk mengetahui apa yang menjadi penyebab utama dari disfagia. Bagaimana sudah jelas bukan? Ketika penyebab utama sudah diketahui akan memudahkan untuk dokter dalam memberikan resep pengobatan. Entah pengobatan dengan obat, pembedahan, atau sekedar terapi.
Pengobatan Disfagia Berdasarkan Jenisnya
Ada beberapa upaya umum yang bisa dilakukan untuk membantu kurangi gejala penyakit disfagia atau menyembuhkannya, secara umum akan dilakukan dengan mengganti makanan yang dikonsumsi sehari-hari.
Melebarkan area kerongkongan dengan prosedur khusus, operasi, dan juga memberikan pengobatan kimia bahkan terapi. Intinya semua tergantung dari pada jenis disfagia yang dialami oleh penderita.
Jika dalam diagnosis terjadi indikasi karena masalah neurologis (orofaringeal), maka yang terjadi adalah dibutuhkan terapi menelan. Pengobatan ini tentu bisa dilakukan dengan terapis handal rekomendasi dokter.
Selanjutnya, jika yang terjadi masalah jenis esofagus, maka penanganan tepat adalah dengan dilatasi, botulinum toxin, dan sebagainya. Ini tindakan untuk melakukan intervensi terhadap anatomi dari kerongkongan.
Operasi juga akan dilakukan jika memang diperlukan, metode-metode semacam ini tentu butuh pilihan terbaik agar sepenuhnya gejala penyakit disfagia bisa dihilangkan, dan tidak kambuh-kambuhan ke depannya.
Tentunya sesudah mengetahui apa pengobatan terbaik untuk mendapatkan kesembuhan, tidak lengkap jika tidak membahas bagaimana cara mencegahnya. Pencegahan disfagia akan dapat dilakukan dengan beberapa cara.
Mengobat pola makan menjadi porsi kecil adalah pilihan terbaik, selain itu coba banyak makanan dengan tekstur beragam. Tujuannya agar kerongkongan tidak terbebani dan selalu dalam kondisi sehat.
Mudah bukan? Intinya siapa saja bisa menjaga diri agar hidup lebih baik. Bahkan untuk gejala penyakit disfagia bisa langsung Anda diagnosis sendiri dan lakukan penanganan terbaik agar mendapatkan kualitas hidup terbaik.