Ibadah haji merupakan salah satu ritual paling penting dalam agama Islam. Sebagai bagian dari rukun Islam, ibadah ini selalu dilakukan oleh jutaan umat Muslim setiap tahunnya. Namun, tahukah Anda bagaimana sejarah dunia Islam tentang awal mula ibadah haji?
Pasalnya, bagi umat Islam, haji pada dasarnya bukan hanya sekedar perjalanan fisik menuju Mekah. Bisa dibilang, ini juga merupakan perjalanan spiritual yang penuh makna. Itu sebabnya, penting untuk setiap umat muslim memahami seperti apa sejarahnya.
Apa itu Haji?
Pada dasarnya, haji adalah perjalanan ziarah tahunan ke Mekah yang dilakukan oleh umat Islam. Selama haji, para jamaah akan melaksanakan serangkaian ritual yang sebagian besar berpusat di Ka’bah dan tempat-tempat suci di sekitarnya.
Haji dilaksanakan setiap tahun pada bulan Dzulhijjah, yaitu bulan terakhir dalam kalender Islam. Praktiknya sendiri melibatkan berbagai ibadah seperti tawaf (mengelilingi Ka’bah), sa’i (berlari antara bukit Safa dan Marwah), dan wukuf di Arafah.
Sejarah Dunia Islam tentang Haji
Melalui ibadah haji, umat Islam diharapkan dapat membersihkan diri dari dosa dan lebih mendekatkan diri kepada Allah. Agar perjalanan ibadah haji Anda nanti lebih khusyuk, simak sejarah lengkapnya berikut ini.
-
Awal Mula Haji di Masa Nabi Ibrahim
Menurut keyakinan Islam, tradisi haji dimulai pada masa Nabi Ibrahim AS. Dikisahkan, Allah memerintahkan Ibrahim untuk meninggalkan istrinya, Hajar, dan putranya, Ismail, di padang pasir Mekah yang saat itu tidak berpenghuni.
Ketika mereka kehabisan air, Hajar berlari antara bukit Safa dan Marwah untuk mencari sumber air, hingga akhirnya Allah memberikan air zamzam dari tanah yang digali oleh Ismail.
Setelah itu, Ibrahim dan Ismail kemudian membangun Ka’bah sebagai rumah Allah, dan sejak itulah Allah memerintahkan mereka untuk mengundang umat manusia melakukan ziarah ke Ka’bah.
-
Masa Arab Pra-Islam
Sebelum Islam datang, sebenarnya Mekah sudah menjadi pusat ziarah bagi berbagai suku Arab yang menyembah banyak dewa atau berhala. Meskipun saat itu dipenuhi dengan berhala, namun Ka’bah tetap dihormati sebagai tempat suci di Arab.
Saat itu, ritual-ritual haji sebenarnya telah ada, namun bercampur dengan berbagai praktik keagamaan yang jahiliyah. Sebagai pihak yang menguasai Mekah, suku Quraisy bertanggung jawab mengelola Ka’bah dan melayani para peziarah masa itu.
-
Masa Nabi Muhammad
Di masa datangnya Islam, Nabi Muhammad akhirnya mereformasi ritual haji, khususnya setelah masa penaklukan Mekah pada tahun 630 Masehi.
Pada masa itu, beliau membersihkan Ka’bah dari berhala-berhala dan menetapkan ibadah haji seperti yang kita kenal sekarang.
Hingga akhirnya pada tahun 632 M, Muhammad melaksanakan haji terakhirnya yang dikenal sebagai Haji Wada’, di mana ia menyampaikan khotbah perpisahan di Arafah. Sejak saat itulah, haji menjadi salah satu pilar utama Islam.
-
Masa Kekhalifahan dan Kesultanan Ottoman
Sebagaimana tercatat dalam sejarah dunia, tepatnya pada masa kekhalifahan dan Kesultanan Ottoman, haji menjadi semakin terorganisir dengan baik.
Para khalifah dan sultan akan mengalokasikan dana khusus untuk memfasilitasi perjalanan haji, termasuk pembangunan rute-rute dan infrastruktur seperti sumur air dan tempat peristirahatan.
Sementara itu, rombongan haji dari berbagai wilayah di luar Mekah, seperti Damaskus dan Kairo, akan berangkat bersama dalam kafilah besar yang dilindungi oleh pasukan militer.
-
Masa Modern
Dengan perkembangan transportasi modern seperti kapal uap dan pesawat terbang, kini perjalanan haji menjadi lebih cepat dan lebih aman dibanding masa dahulu.
Bahkan pada abad ke-20, jumlah jamaah haji semakin meningkat pesat. Hingga saat ini, jutaan umat Islam seluruh dunia rutin berkunjung setiap tahunnya untuk menunaikan ibadah haji, termasuk muslim dari Indonesia.
Sebagai bagian dari lima pilar dasar dalam agama Islam yang wajib dikerjakan jika mampu, semua umat Islam tentunya ingin menunaikan ibadah haji. Jadi, pahami dulu sejarah dunia Islam tentang haji di atas agar agar ibadah Anda lebih maksimal!